PASIEN 04 COVID-19 DI KALTENG: DUKUNGAN MORAL DAN DOA JADI FAKTOR PENTING KESEMBUHAN SAYA
Dukungan moral dan doa dari keluarga, sahabat, dan tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor penting bagi kesembuhan para pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 (Virus Corona). Hal tersebut diakui oleh Pasien nomor 04 COVID-19 di Provinsi Kalimantan Tengah saat konferensi pers di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, Rabu, 1 April 2020.
Setelah dinyatakan sembuh dari Virus Corona (COVID-19) dan diperbolehkan segera pulang ke rumah, Pasien 04 bernama Ergon Pranata Pieters yang berusia 26 (dua puluh enam) tahun tersebut bersedia untuk membagikan kisah perjuangannya melawan COVID-19 kepada masyarakat melalui jumpa pers itu.
Ergon terlebih dahulu mengungkapkan ihwal mula hingga dirinya terinfeksi COVID-19. Sekitar 28 atau 29 Februari, Ergon pulang dari Bogor dan tiba di Palangka Raya 1 Maret 2020. Selang beberapa hari, calon Pendeta di GPIB Ebenhaezer Palangka Raya itu mengalami demam, sempat menggigil, dan sedikit batuk, serta vertigo, sehingga akhirnya dibawa ke UGD RS Siloam. Setelah diobservasi, Ergon dinyatakan PDP dan dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus pada Selasa (17/3/2020).
Ergon selanjutnya menceritakan masa-masa menunggu hasil pemeriksaan itu sempat memberikan tekanan psikologis yang berat bagi dirinya. "Sebelum saya dinyatakan positif (covid 19) itu adalah masa-masa yang paling sulit bagi saya, untuk bisa menerima apakah saya positif atau negatif, karena ini berkaitan dengan orang lain, bukan hanya saya," beber Ergon.
Namun, masa-masa sulit itu dapat dilalui berkat dukungan moral dan doa orang sekitar, sehingga Ergon mendapat kekuatan untuk melawan COVID-19 dan akhirnya mendapatkan kesembuhan. Ergon Pranata Pieters menyatakan, "Saya tidak berjuang sendirian, saya berjuang bersama dokter, perawat, (dan juga) jemaat saya. Sempat kontak dengan mereka (jemaat), namun Puji Tuhan mereka kooperatif terhadap anjuran Dinas Kesehatan, (antara lain) langsung mengisolasi diri, memeriksakan diri, minum obat."
"Dan dukungan itu adalah support mereka yang terbesar, mendoakan saya, tidak ada yang menjauhi. Dukungan dari semua teman-teman itu menjadi kekuatan yang besar bagi saya, sehingga saat ini saya bisa sembuh, terima kasih banyak," imbuh Ergon.
Selama dirawat di RSUD Doris, Ergon mendapatkan perawatan untuk penyakit lain yang dideritanya, seperti sakit perut dan vertigo. Selain itu, Ergon masih dibolehkan menggunakan handphone serta disediakan AC dan televisi, untuk mengurangi kebosanan selama diisolasi dan tidak dapat dijenguk keluarga atau teman. Ergon juga menambahkan, dalam menghadapi COVID-19, dia berusaha tetap tenang dan tidak cemas berlebihan serta berpikiran positif. "Kekhawatiran pasti ada, tapi kelolalah kekhawatiran itu, jangan sampai kita kalah dengan kekhawatiran itu," tandas Ergon.
Sementara itu, Direktur RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya dr. Yayu Indriaty menjelaskan bahwa digelarnya konferensi pers ini adalah untuk memberikan semangat dan sekaligus menunjukkan bagaimana pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dapat sembuh.
Yayu Indriaty menegaskan, "Kami ingin berbagi bagaimana Tuan Ergon menghadapi masalah ini (COVID-19) di Ruang Isolasi, yang hanya bisa berbagi dengan petugas rumah sakit, tidak bisa dikunjungi. Itu bukan sesuatu yang perlu kita takuti, beliau berada bersama kami di rumah sakit untuk mencegah transmisi (penularan) kepada masyarakat lain, dan beliau telah sepakat dengan itu."
"Kami harapkan apa yang beliau (Ergon) alami menjadi suatu hal yang berharga bagi kita, bahwa penderita COVID bukan sesuatu yang sebenarnya perlu kita takuti, tapi yang betul adalah beliau mengisolasikan dirinya supaya tidak terjangkit penyakitnya kepada orang lain," pungkas Yayu.
Turut hadir pada konferensi pers itu, Wakil Direktur RSUD Doris Sylvanus dr. Theodorus S. Atmaja dan dr. Janet Siagian selaku Dokter Spesialis Paru yang menjadi Dokter Penanggung Jawab Pasien 04 Ergon Pranata Pieters. Selain Ergon, ada satu pasien lagi dinyatakan sembuh dari COVID-19, yaitu Pasien 01. Namun, pasien 01 itu akhirnya meninggal dunia, bukan karena COVID-19 (hasil laboratorium Pasien 01 telah menunjukkan negatif), tapi akibat penyakit lain. Dengan demikian, hingga 1 April 2020, dari 10 (sepuluh) orang pasien positif COVID-19 di Kalimantan Tengah sudah ada 2 (dua) orang pasien yang dinyatakan sembuh.
(Foto: Humas RSUD dr. Doris Sylvanus; Tulisan: RAN, SSS; Editor: NY, DS)