Kalteng Gelar Tanam Padi Perdana di Lahan Gambut Kota Palangka Raya

Kalteng Gelar Tanam Padi Perdana di Lahan Gambut Kota Palangka Raya

Share

PALANGKA RAYA-Biro PKP.  Kota Palangka Raya untuk pertama kalinya melakukan penanaman padi di lahan gambut sebagai tindak lanjut kerjasama "Gerakan Percepatan Tanam Padi Di Lahan Gambut Kota Palangka Raya" antara Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah dengan Dinas TPHP Kota Palangka Raya di Kelurahan Tanjung Pinang Palangka Raya, di bawah pengawasan Kementerian Pertanian RI.

"Kalteng memiliki lahan gambut yang luas, mendekati angka 3 juta Ha. Hari ini kita menerapkan teknologi tata kelola air dengan membangun kanal, tanggul dan pompanisasi," kata Sekda Kalteng Fahrizal Fitri ketika melakukan penanaman padi perdana di Kelurahan Tanjung Pinang Palangka Raya, Rabu (4/9/2019).

Tanam padi perdana di wilayah Kota Palangka Raya itu dihadiri Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian RI Justan Riduan Siahaan, Wakil Walikota Palangka Raya Hj. Umi Mastikah beserta sejumlah pimpinan OPD terkait tingkat provinsi dan Kota Palangka Raya serta Kepala Balai Penelitian Tanaman Pangan (BPTP) Kalteng Dr. Ir. Fery Fahruddin Munir, M.Sc.

Sekda Kalteng Fahrizal Fitri mengatakan lahan bergambut pada musim kemarau baik untuk penanaman padi dan nanti pada musim hujan dilakukan pompanisasi. Diharapkan gerakan ini dapat menjadi contoh dan sekolah lapang bagi masyarakat. "Kita harapkan ini adalah sebagai percontohan bagaimana mengelola lahan pertanian dengan baik sehingga kita berharap dengan program Gerakan Percepatan Tanam Padi di Lahan Gambut Kota Palangka Raya ini, potensi kejadian kebakaran semakin kecil. Mungkin selama ini ada asumsi kalau musim kemarau membuka lahan itu dengan cara dibakar, tapi dengan pola seperti ini maka tanam padi bisa 3 kali. Saya yakin gambut menjadi berkah bagi masyarakat Kalteng," pungkas Fahrizal Fitri. 

Sementara Kepala Dinas TPHP Prov. Kalteng Ir. Sunarti, MM menyebutkan optimasi lahan gambut yang telah dibuka untuk pertanian di Kelurahan Tanjung Pinang seluas 161,5 Ha termasuk 50 Ha tanaman padi, selebihnya untuk berbagai komoditas hortikultura. Disebutkan, tingkat keasaman gambut di Kelurahan Tanjung Pinang mencapai 5,5 dalam artian mendekati normal. Penanaman padi perdana di Kota Palangka Raya tersebut memecahkan pandangan selama ini bahwa di Kota Palangka Raya tidak bisa ditanami padi. "Hari ini telah dibuktikan bahwa tanaman padi dapat ditanam dan tumbuh berkembang di Kalimantan Tengah, khususnya di Kota Palangka Raya. Demikian juga pengelolaan gambut tidak harus dengan cara dibakar," tegas Sunarti. 

Sunarti juga menyebutkan potensi lahan gambut ke depan untuk pertanian berada di area Bereng Bengkel dengan lahan lebih luas lagi mencapai 400 hektar.

Menurut Sunarti, pengelolaan lahan gambut tidak harus dibakar dan ini jelas dilarang berdasarkan Undang-Undang. Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian dapat dilakukan melalui kearifan lokal dan kearifan lokal yang ada di Kalimantan Tengah itu berbeda-beda.

Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian RI Justan Riduan Siahaan yang juga turut menghadiri dan melakukan tanam padi perdana di Kota Palangka Raya itu menyatakan keberadaan lahan  gambut  merupakan bukti nyata betapa Tuhan berpihak kepada Indonesia. "Lahan ini bisa ditanami saat musim kering atau kemarau. Jadi tidak hanya teori, Indonesia akan menuju Lumbung Pangan Dunia pada tahun 2045, itu yang kita kejar," ungkapnya.

Kementerian Pertanian sangat mendukung Pemda Kalteng dalam mengoptimalkan lahan. "Kalau zaman dahulu Alsintan (alat mesin pertanian) hitungannya hanya ribuan, sekarang jumlahnya ratusan ribu, termasuk untuk membentuk tanggul-tanggul. Untuk membuat tanggul-tanggul ini, kami dari Kementerian Pertanian menyiapkan Exavator untuk dipinjamkan kepada kelompok tani. Nanti kalau lahan bisa diolah 2 hingga 3 kali, kami juga menyediakan benih padi maupun hortikultura. Mulai tahun ini hingga 5 tahun ke depan Kementerian Pertanian juga menyiapkan 500 juta benih gratis kepada masyarakat," ujar Justan.

Ia mengutarakan bahwa petani pertama yang mencoba membangun rawa lembab menjadi sawah adalah petani dari Ogan Ilir, Sumatra Selatan. "Jadi, lahan yang biasanya hanya digunakan 1 kali tanam dan kemungkinan berhasilnya tidak 100 %, sekarang dia bisa membuat 3 kali tanam hanya dengan 3 konsepnya yaitu Tanggulisasi, Kanalisasi, dan Pompanisasi," ungkap Justan seraya menjelaskan hasil identifikasi lahan gambut di Pulang Pisau juga bisa dikelola dengan konsep yang sama.

Kepala BPTP Kalimantan Tengah Dr. Ir. Fery Fahruddin Munir, M.Sc. mengungkapkan, sejak tahun 2016-2017 pemerintah sudah menggerakan program penanaman lahan gambut, hanya saja luasan area kecil yakni sekitar 0,25 - 1 hektar dengan melakukan uji coba komoditas unggul. "Karena uji coba tersebut sukses dan ada peluang, kami optimis untuk melanjutkan program tersebut, makanya dioptimalkan di Kelurahan Tanjung Pinang dan Kelurahan Bereng Bengkel," ungkap Fery. 

Dijelaskan, sistem penanaman yang akan diterapkan adalah Jajar Legowo, yaitu salah satu sistem penanaman padi di Indonesia dengan cara mengatur jarak antar benih pada saat penanaman. Sistem ini telah terbukti dapat meningkatkan hasil padi dibanding dengan penggunaan sistem tradisional.

Tim Komunikasi Publik Biro PKP


Share