Sekda Kalteng: Penelitian BNF Sebangau Harus Terkoordinir dan Bermanfaat
PALANGKA RAYA – BIRO PKP. Lahan gambut tropika sangat berperan penting dalam sistem biosfer dan berpengaruh besar terhadap keseimbangan iklim dunia. Salah satu hutan gambut terbesar di Indonesia adalah Hutan Rawa Gambut di Sebangau Kalimantan Tengah.
Hutan gambut Sebangau merupakan kawasan hutan gambut tropik yang luas dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan unik serta memiliki ciri tertentu. Beberapa jenis flora dan fauna endemik tidak ditemukan pada habitat lain dan tercatat sebagai pendukung populasi kekayaan dunia bagi flora dan fauna serta memilki nilai ekonomi tinggi seperti Kayu Ramin (Gonystylus Bancanus), Jelutung Rawa (Dyera Costulata) dan satwa yang dilindungi antara lain orangutan, bekantan, owa-owa serta beberapa jenis burung langka.
Namun lahan gambut bersifat rapuh (fragile) sehingga setiap bentuk pengelolaan lahan gambut tentu saja menimbulkan dampak baru yang berpengaruh terhadap komponen-komponen di dalamnya. Namun sebagian besar lahan gambut di Kalimantan Tengah mengalami degradasi akibat kegiatan-kegiatan yang kurang atau tidak berwawasan lingkungan seperti kebakaran lahan/hutan untuk tujuan membuka lahan. Degradasi yang terjadi di hutan lahan gambut akan sangat berdampak pada risiko hilangnya keanekaragaman hayati di kawasan itu sendiri.
Untuk menjaga dan memelihara hutan gambut dari degradasi yang semakin meningkat, memerlukan aksi-aksi konservasi dan restorasi di semua level baik di tingkat internasional, nasional dan lokal. Upaya konservasi dan restorasi ini tidak dapat maksimal apabila tidak didukung dengan penelitian dan kerjasama multipihak termasuk dukungan pemerintah.
Salah satu organisasi yang telah aktif dalam kegiatan konservasi dan restorasi Sebangau adalah Borneo Nature Foundation (BNF). BNF selama 20 tahun aktif berkontribusi dalam pelestarian lingkungan khususnya hutan rawa gambut melalui berbagai program. Sehubungan dengan upaya pelestarian hutan rawa gambut tersebut, BNF menggelar workshop Sosialisasi BNF Program Sebangau dalam rangka menyampaikan informasi tentang potensi hutan rawa gambut kepada masyarakat dengan thema “Upaya Bersama Untuk Pelestarian Bentang Alam Sebangau Melelui Kegiatan Penelitian, Konservasi dan Pemberdayaan Masyarakat”, di Hotel Luwansa Palangka Raya, Kamis (28/02).
Workshop tersebut dibuka Sekretaris Daerah Fahrizal Fitri dan dihadiri Ketua Yayasan BNF Juliarta Ottay, Direktur Pelaksana BNF Bernard Ripolla Capila dan sejumlah undangan antara lain OPD terkait, kalangan akademisi, praktisi lingkungan, LSM, tokoh masyarakat dan media massa.
Sekretaris Daerah Kalteng Fahrizal Fitri menekankan pentingnya momen tersebut bagi BNF dan seluruh mitranya untuk menyampaikan topik-topik penelitian dan kegiatan konservasi restorasi yang telah dilakukan. “Semua aspek ini sangat penting dan relevan dengan permasalahan lingkungan khususnya di Kalimantan Tengah dan kepentingan dunia terkait dengan perubahan iklim”, tegasnya.
Sekda mengharapkan seluruh kegiatan peneletian yang akan dilaksanakan di masa mendatang lebih terkoordinir dan dapat bermanfaat, bukan hanya diukur dari banyaknya informasi ilmiah yang diperoleh tapi harus terjalin kebersamaan yang kuat serta saling menghargai dan sinergis dengan program pembangunan provinsi Kalimantan Tengah.
Keberhasilan pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam Kalimantan Tengah merupakan upaya kolektif dan peran Provinsi, Kabupaten dan Kota bersama dengan pihak swasta, praktisi lingkungan, akademisi dan masyarakat. “Mari kita bekerjasama secara sinergis untuk mendukung pembangunan di Bumi Tambun Bungai menuju Kalteng BERKAH,” ujar Sekda.
Hal senada disampaikan Ketua Yayasan BNF Yuliarta Ottay, bahkan sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi ruang diskusi yang dapat meningkatkan kerjasama semua pihak dan semua pihak terkait dapat memberikan masukan serta bersama-sama berkontribusi nyata dan positif dalam mengatasi permasalahan lingkungan di Kalimantan Tengah.
Tim Komunikasi Publik Biro PKP Setda Provinsi Kalimantan Tengah