Karhutla dan Kemarau Panjang Melanda, Pemprov Kalteng Bersama Masyarakat Gelar Salat Istisqa
Palangka Raya – Biro PKP. Musim kemarau panjang yang melanda sebagian wilayah Indonesia termasuk Kalimantan Tengah telah menimbulkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat serta kerusakan lingkungan alam yang nampaknya sulit dihindari.
Berbagai upaya pemerintah terus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi kebakaran hutan dan lahan khususnya di wilayah Kalimantan Tengah dengan melibatkan segenap potensi dan kekuatan pemerintah pusat dan daerah termasuk pengerahan unsur TNI/Polri dan masyarakat, yang disertai dengan kegiatan spiritual dalam bentuk doa bersama lintas agama dan Sholat Istisqa meminta hujan.
Sholat Istisqa meminta hujan turun diselenggarakan serentak di seluruh wilayah Kalimantan Tengah mulai tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota hingga ke tingkat Kecamatan pada hari Rabu pagi, (18/09/2019).
Sholat Istisqa di tingkat Provinsi Kalimantan Tengah digelar di Halaman Kantor Gubernur Kalimantan Tengah yang diikuti Gubernur H. Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Habib Ismail Bin Yahya, Pimpinan TNI/Polri dan warga masyarakat Palangka Raya dengan Khatib H.Khairil Anwar, K.H Anwar Isa sebagai Imam dan Doa disampaikan Guru Muksin.
“Selaku umat beragama, kita harus berikhtiar dan memohon doa kepada Allah supaya diturunkan hujan sehingga kita bisa terbebas dari kecana karhutla ini”, jelas Sugianto Sabran kepada wak media seusai mengikuti Sholat Istisqa tersebut.
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran juga menjelaskan sudah menetapkan status tanggap darurat karhutla untuk provinsi Kalteng yang berlaku hingga akhir Oktober dan diharapkan akhir Oktober turun hujan. “Untuk itu pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dan Kota yang telah menetapkan status tanggap darurat karhutla agar menyiapkan dana pengobatan gratis, rumah singgah dan rumah oksigen untuk balita di beberapa titik yang tersebar di wilayah Kalimantan Tengah”, tegas gubernur.
Demikian juga bagi korban yang terpapar asap akan ditangani secara maksimal sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah. “Pemerintah juga terus mengingatkan masyarakat agar tidak membakar lahan pada musim kemarau kering yang terjadi antara bulan Juli hingga September tiap tahun. Demikian juga kepada para sopir kendaraan roda 4 dan roda 2 serta warga masyarakat dihimbau agar tidak boleh membuang puntung rokok secara sembarangan saat berkendara sehingga dapat menimbulkan karhutla”, beber Sugianto.
TNI/POLRI dan masyarakat sudah turun ke lapangan dan telah berusaha maksimal, namun kurang didukung peralatan yang memadai. “Setelah melakukan peninjauan lapangan sekaligus melakukan evaluasi di beberapa daerah, ternyata masih banyak peralatan kita yang kurang sehingga ke depannya perlu dilakukan pemetaan terhadap kebutuhan peralatan”, ungkap Sugianto.
Menghadapi peristiwa karhutla ini tidak perlu saling menyalahkan. “Kita sama-sama salah. Untuk itu kita bahu membahu bagaimana caranya memadamkan api untuk mengatasi karhutla ini, tanpa harus saling menyalahkan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Saya selaku Gubernur meminta Bapak Presiden agar memberikan tanggungjawab penuh kepada pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota secara berjenjang termasuk dalam pengelolaan anggaran sehingga daerah bisa lebih optimal lagi dalam mencegah dan menanggulangi karhutla”, ujarnya.
Upaya pengendalian dan pemadaman karhutla di Kalimantan Tengah terus diintensifkan termasuk membuat hujan buatan melalui rekayasa cuasa dengan penaburan garam 1,5 ton di wilayah udara Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Koordinator Lapangan Water Bombing Satgas Karhutla Kalteng Kapten Irvan menjelaskan hujan buatan telah dilakukan di wilayah udara Kalteng dan Kalsel. Pesawat CN AU juga sudah berada di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya dengan membawa 3 ton garam yang sudah dicampur bahan kimia untuk ditaburkan di wilayah udara Kalimantan Tengah dalam upaya membuat hujan buatan.///
Tim Komunikasi Publik Biro PKP.