Ekspor Kalteng Tahun 2018 Capai Rp 26,6 Triliun
Palangka Raya – Biro PKP. Total nilai ekspor Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2018 mencapai US$ 1.903,11 juta atau sekitar Rp 26,6 triliun (dengan kurs Rp 14.000/dolar Amerika), meningkat sekitar US$ 101,59 juta dibandingkan nilai ekspor 2017 sebesar US$ 1.800,52 juta. Bahan bakar mineral masih menjadi komoditas utama ekspor Kalteng.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Fahrizal Fitri mewakili Gubernur Kalimantan Tengah ketika membuka Forum Kajian Kebijakan Luar Negeri (FKKLN) yang bertajuk “Outbound Investment dan Strategi Ekspor Indonesia Ke Kawasan Asia Selatan dan Tengah” di Swissbel Hotel Danum Palangka Raya, Selasa pagi (26/02/2019).
Gubernur Kalteng menyatakan bahan bakar mineral masih menjadi komoditas primadona ekspor di Kalimantan Tengah. India merupakan negara mitra dagang utama destinasi ekspor Kalteng. Secara kumulatif, total nilai ekspor Kalimantan Tengah dari Januari-Desember 2018 sebesar US$ 1.903,11 juta
“Potensi kewilayahan Kalimantan Tengah ini lebih didominasi pada sumber daya alam. Namun, saat ini sektor kelapa sawit saya pikir menjadi unggulan, dilihat dari distribusi perekonomiannya, karena selain PBS, ada masyarakat sekitar yang mengelola kebun sawit, baik secara mandiri, plasma, atau koperasi. Berbagai potensi dan capaian sektor perkebunan dan pertambangan itu memiliki andil cukup besar terhadap perkembangan perekonomian dan ekspor Kalimantan Tengah dan Indonesia,” imbuh Fahrizal Fitri.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyambut baik kegiatan FKKLN yang diselenggarakan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri RI dan mengharapkan agar kegiatan itu dapat menghasilkan berbagai terobosan dalam rangka peningkatan ekspor, sehingga dapat memberikan manfaat optimal bagi Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Tengah khususnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kemenlu RI Siswo Pramono menjelaskan Forum Kajian KLN ini akan sangat berkontribusi penting dalam penetapan kebijakan ekspor ke depan. “Rekomendasi dan masukan-masukan yang kita terima hari ini bisa menjadi modal kita untuk menetapkan kebijakan-kebijakan ke depan, termasuk diplomasi khususnya di sektor industri, apakah nanti kelapa sawit, pupuk dan industri-industri lainnya”, tegas Siswo Pramono.
Dijelaskan, kawasan Asia Selatan dan Tengah merupakan prospek pasar yang bagus bagi ekspor Indonesia. “Jumlah penduduk Asia Selatan dan Tengah saat ini mencapai 2 milyar jiwa, India tentunya yang terbesar. Diperkirakan pada tahun 2050 jumlah penduduki di kawasan itu akan mengalami peningkatan menjadi 2,5 milyar jiwa (26% total penduduk dunia). Perekonomian Asia Selatan dan Tengah juga terus berkembang di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia”, beber Siswo Prampono.
Secara keseluruhan, impor kelapa sawit Indonesia ke kawasan Asia Selatan dan tengah mencapai US$ 7,7 milyar dari total impor mereka sebesar US$10,6 milyar, memenuhi lebih dari 69% kebutuhan impor minyak sawit kawasan tersebut.
Forum Kajian KLN ini menghadirkan narasumber, antara lain Mantan Duta Besar RI untuk Meksiko Yusra Khan, Mantan Duta Besar RI untuk Azerbaijan Prayono, Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM Wisnu Wijaya Soedibyo, Kepala Pusat Kajian Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono, Senior Vice President Perencanaan Korporat PT Pupuk Indonesia Digna Jatiningsih, dan Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kanya Lakshmi Sidarta.
Tim Komunikasi Publik Biro PKP Setda Provinsi Kalimantan Tengah