Buka Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo, Gubernur Agustiar Sabran: Satukan Semangat Dayak Lintas Batas

Buka Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo, Gubernur Agustiar Sabran: Satukan Semangat Dayak Lintas Batas

Share

Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran, secara resmi membuka kegiatan Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo dalam rangka memperingati Hari Masyarakat Adat Sedunia, di Kalawa Convention Hall, Kota Palangka Raya, Jumat, 22 Agustus 2025.

Seminar ini tidak hanya untuk memperingati Hari Masyarakat Adat Sedunia, tetapi juga momentum napak tilas peristiwa bersejarah Perjanjian Damai Tumbang Anoi tahun 1894, ketika para Damang dan tokoh Dayak bersatu menghentikan permusuhan dan meneguhkan persaudaraan.

Acara yang diawali dengan tarian adat Dayak Dadas Bawo yang meriah ini dihadiri tokoh-tokoh penting dari dalam dan luar negeri. Hadir di antaranya Gubernur Kalimantan Utara, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, dan Gubernur Kalimantan Timur secara virtual.

Selain itu, hadir pula Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) sekaligus anggota DPR RI Dr. Drs. Marthin Billa, anggota DPD RI Agustin Teras Narang, Wakil Gubernur Negeri Sabah Jeffery Kitingan, Wakil Bupati Sanggau, unsur Forkopimda, dan Sekjen MADN Douglas Tayan.

Peserta seminar ini mencapai lebih dari 3.000 orang, berasal dari seluruh wilayah Kalimantan, Pulau Borneo, termasuk Negeri Sabah dan Serawak, yang bersama-sama hadir untuk menguatkan persatuan dan identitas Dayak lintas batas negara.

Ketua Panitia John Retei dalam laporannya mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga seminar internasional ini dapat terselenggara dengan baik.

Seminar ini mengusung tema “Memperkuat Jatidiri Masyarakat Dayak untuk Masa Depan Bermartabat dan Berkelanjutan,” dengan tujuan mengangkat harkat dan martabat masyarakat Dayak di kancah dunia.

Presiden MADN, Marthin Billa, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga atas keberpihakan Gubernur Agustiar Sabran terhadap masyarakat Dayak.

Sementara itu, Gubernur Agustiar Sabran menegaskan bahwa seminar ini bukan hanya forum diskusi, melainkan wadah membangun komitmen bersama para pemimpin Dayak di Kalimantan dan Borneo.

“Seminar ini tentu bukan hanya forum diskusi, tetapi juga forum untuk membangun komitmen bersama pemimpin Dayak di Kalimantan dan Borneo. Melalui seminar ini, kita mengingat kembali tonggak bersejarah Perjanjian Damai Tumbang Anoi tahun 1894, ketika para Damang dan tokoh Dayak bersatu menghentikan permusuhan dan meletakkan dasar perdamaian,” ujar Agustiar.

Lebih lanjut, Agustiar menegaskan bahwa Perjanjian Damai Tumbang Anoi bukan hanya catatan sejarah, tetapi fondasi perdamaian, persaudaraan, dan kemajuan peradaban Dayak di panggung dunia.

“Semangat yang lahir di tepi Sungai Kahayan itu tidak pernah padam, bahkan kini menemukan bentuk barunya melalui Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo. Semangat kebersamaan ini melintasi batas daerah dan negara. Meski hidup di tiga negara berbeda—Indonesia, Malaysia, dan Brunei—kita tetap satu suku bangsa Dayak,” tegasnya.

Kegiatan ini ditandai dengan penabuhan Katambung sebagai simbol resmi pembukaan. Pada kesempatan yang sama, Gubernur Agustiar Sabran juga menyerahkan Buku Pakat Dayak kepada para gubernur se-Kalimantan.

Sebagai puncak kegiatan, dilakukan pula penandatanganan komitmen bersama oleh para tokoh dan pemimpin yang hadir untuk mendukung Tumbang Anoi sebagai Pusat Peradaban Budaya Dayak Internasional, meneguhkan kembali peran Dayak sebagai suku bangsa yang menjunjung tinggi perdamaian, persaudaraan, dan keberlanjutan peradaban.

Acara pembukaan kemudian ditutup dengan orasi kebangsaan dari Anggota DPD RI Agustin Teras Narang, perwakilan gubernur se-Kalimantan, serta Gubernur Kalteng sendiri. Orasi ini menjadi penegasan semangat persatuan Dayak lintas daerah dan lintas negara, sekaligus mengukuhkan komitmen bersama membangun masa depan Dayak yang bermartabat di kancah internasional.

(Tulisan: ANA; Foto: EKA)


Share