Ketua TP PKK Kalteng Minta Seluruh Kader PKK Terus Sosialisasikan Prokes dan Sukseskan Vaksinasi COVID-19

Ketua TP PKK Kalteng Minta Seluruh Kader PKK Terus Sosialisasikan Prokes dan Sukseskan Vaksinasi COVID-19

Share

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Kalimantan Tengah (TP PKK Kalteng) Ivo Sugianto Sabran menjadi salah satu narasumber pada webinar bertajuk “Peran Keluarga dalam Mendukung Vaksinasi COVID-19” secara virtual melalui konferensi video dari Aula Serbaguna, Kompleks Istana Isen Mulang, Kota Palangka Raya, pada Kamis, 1 Juli 2021.

Webinar itu diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Provinsi Kalteng, dan menghadirkan beberapa narasumber lain, yakni Kepala DP3APPKB Provinsi Rian Tangkudung, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Suyuti Syamsul, dan Perwakilan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Rensi. Webinar ini diikuti peserta dari TP PKK Provinsi, Kabupaten, Kota, Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan para penyuluh KB di Kabupaten/kota.

Mengawali pengantarnya, Ivo Sugianto Sabran mengatakan bahwa terjadinya mutasi virus COVID-19 yang sangat cepat membutuhkan penanganan yang cepat dan serius. “PKK sebagai organisasi kemasyarakatan terus aktif berpartisipasi dan berperan dalam upaya penanganan kasus COVID-19 dengan berbagai gerakan di tengah masyarakat. Di tengah pandemi COVID-19, PKK terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, tentunya dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan, dan bila tidak memungkinkan di zona tertentu kita bisa melakukan lewat virtual, sosial media,” ungkapnya.

Ivo melanjutkan, peran dan kebijakan teknis yang dilakukan PKK, antara lain ikut serta dalam perencanaan vaksinasi bersama Gubernur dan lintas sektoral, mendorong PKK Kabupaten/Kota untuk menyosialisasi disiplin protokol kesehatan, melakukan pengawasan dan dukungan pelaksanaan vaksinasi di kabupaten/kota, proaktif dalam level kebijakan membantu pemerintah dan meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengikuti vaksinasi COVID-19.

Kemudian, TP PKK Kabupaten/Kota turut berperan dalam edukasi terkait vaksinasi dan pemantauan dan evaluasi atas capaian vaksinasi per wilayah, sedangkan TP PKK Kecamatan memberikan edukasi positif ke masyarakat di tingkat dasawisma dan bekerjasama dengan pemerintah desa.

Lebih lanjut, Ivo mengharapkan para kader PKK bisa mensosialisasikan terkait perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga, misalnya mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban yang sehat, memberantas jentik nyamuk di rumah, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari.

“Saya minta kader penggerak PKK Kabupaten/Kota untuk jangan henti-hentinya terus mensosialisasikan terkait prokes dan sukseskan vaksinasi COVID-19. Kita dorong dan ajak masyarakat untuk mengikuti vaksin di faskes terdekat, kita tekankan pada masyarakat untuk jangan takut pada vaksinnya, tetapi takuti virusnya,” pesannya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Suyuti Syamsul mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang gencar melakukan vaksinasi sekaligus memerangi hoax terkait COVID-19 dan vaksin. “Suka tidak suka salah satunya karena masih banyak yang percaya teori konspirasi terkait COVID-19 dan vaksin. Sebetulnya teori ini tidak dibangun oleh asumsi ilmiah, tapi masyarakat cenderung percaya," terangnya.

"Nah, itu terjadi karena secara psikologis manusia cenderung melakukan penyangkalan untuk menghindari rasa cemas. Memang dalam jangka pendek penyangkalan itu menguntungkan, karena memberikan orang waktu untuk melakukan penyesuaian terhadap realitas/ situasi baru, tetapi dalam jangka panjang itu dapat membahayakan keselamatan orang banyak,” imbuh Suyuti.

Oleh karena itu, Suyuti Syamsul pun mengajak seluruh pihak untuk dapat bekerja keras mengedukasi dengan cara-cara humanis, karena penyangkalan tersebut berdimensi logis dan emosional, sehingga diperlukan pendekatan yang harus menggunakan akal sehat dan menyentuh hati nuraninya.

Suyuti kemudian menegaskan tujuan vaksinasi adalah untuk menciptakan kekebalan kelompok yang hanya bisa tercapai jika jumlah orang yang divaksin sudah di atas 70%. “Jika sebagian besar masyarakat sudah divaksinasi, maka kemampuan patogen atau penyakit untuk menyebar menjadi terbatas, dan kelompok yang tidak divaksinasi tetap sehat karena dikelilingi oleh yang kebal. Dengan sendirinya akan memutus penularan virus pada kelompok tersebut,” pungkasnya.

(Tulisan/Foto: DY/REN)

Biro Administrasi Pimpinan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah


Share