Gubernur Implementasikan Belajar Lewat Digitalisasi dengan Kegiatan "Pak Agustiar Mengajar"

Gubernur Implementasikan Belajar Lewat Digitalisasi dengan Kegiatan "Pak Agustiar Mengajar"

Share

Bidang pendidikan menjadi salah satu prioritas Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran dan Wakil Gubernur (Wagub) Edy Pratowo, dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), diantaranya melalui program digitalisasi pembelajaran dan satu keluarga satu sarjana.

Untuk mengelorakan semangat pada generasi Muda, Dinas Pendidikan Kalteng melakukan inovasi pembelajaran inspiratif dan interaktif, dengan menghadirkan Gubernur Agustiar Sabran sebagai pengajar spesial untuk seluruh siswa SMA, SMK, dan SKH (Sekolah Khusus).

Kegiatan Gubernur Agustiar Sabran dan Wakil Gubernur Edy Pratowo sebagai pengajar spesial itu digelar secara virtual di Ruang Kerja Gubernur, Kota Palangka Raya, pada Senin, 26 Mei 2025. Kegiatan ini juga merupakan implementasi dari pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi digital.

"Bapak Gubernur menginginkan anak-anak lulusan yang ada di Kalimantan Tengah ini betul-betul generasi unggul dan berdaya saing," kata Wagub Edy Pratowo saat menjadi pengajar spesial dalam kegiatan Pak Agustiar Mengajar. 

Dengan metode seperti ini menurut Edy membuat anak-anak di Kalimantan Tengah tidak gagap teknologi. Salah satu menciptakan generasi unggul adalah dengan digitalisasi.

Dikatakan juga oleh Wagub, Gubernur, dirinya dan Kepala Dinas bahkan Kepala Sekolah dan Guru-guru juga pernah menjadi seorang siswa. Bahkan dulu lanjut Wagub kondisinya berbeda dengan sekarang.

"Sekarang semua ada, sekarang semua terbuka dan sekarang tinggal bagaimana adik-adik menggunakan dengan baik," ungkapnya.

Program Satu Keluarga Satu Sarjana di Kalimantan Tengah merupakan program unggulan yang diinisiasi Gubernur Agustiar Sabran untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan membuka akses pendidikan bagi masyarakat, khususnya di daerah pedalaman dan kurang mampu secara ekonomi.

Program ini bertujuan agar setiap keluarga di Kalteng memiliki minimal satu anggota keluarga yang meraih gelar sarjana. Program ini diharapkan dapat membuka akses pendidikan seluas-luasnya, terutama bagi anak-anak dari desa dan wilayah pedalaman yang kurang mampu secara ekonomi.

"Orangtua kita boleh, orangtua kita yang mungkin di masanya tidak mendapatkan belum mencapai sarjana. Tapi adik-adik jangan sampai tidak sarjana," tandasnya.

(Tulisan: IRA; Foto: BOWO)


Share